Mimpi Burukku,


Sungai mengalir hanyutkan pasir berdebu,

Memudarkan warna cinta yang tak lagi bercahaya,

Biarlah air membawa semua kisahku,

Entah kemana dan tak ingin ku tahu,


Teringat jelas saat waktu terhenti,

Ku berlari menjauh,

Namun ku kembali terjatuh,

Dengan rindu yang selalu menghalangiku,

Kini telah hilang bersama semua mimpi burukku,





Krishna Anggara



Malam yang Terhapus,


Hapuslah namaku dan tulislah rasa ini dengan tinta putih yang menjelma menjadi malaikat bersayap terbang membawa semua inginku dan kembali hadirkan kesepian yang menghentikan langkahku saat ku ingin menggenggam tanganmu yang penuh dengan kebisuan akan diriku yang tak bisa melihat cahaya pelangi indah di malamku yang terhapus oleh namamu,





Krishna Anggara



Tanpa Suaramu,


Sunyi tertelan oleh waktu melihat bulan tertawa tanpa arti menepikan sepi yang menghiasi langit kelam bertabur mimpi terhempas senyuman lucu saat ku mencoba mencari kedamaian indah yang terhenti akan ucapan rindu melepaskan semua tanya tentang khayalku yang menghilang terbawa angin pagi menusuk lelahnya ku terdiam dalam kesunyian hadirmu kini tanpa suaramu,





Krishna Anggara


Sinar Kecil di Sudut Hatimu,


Jalan yang kini ku tapaki dengan langkah,

Seakan merangkai semua tawa indah darimu,

Merambat perlahan dalam irama jiwa,

Menyambut warna yang ceria menari menjadi satu,


Tersimpan inginku melawan semua rasa yang tenggelam,

Ketika sang mentari hadirkan candamu di malam ini,

Tak mampu ku memahami jarak yang semakin menghilang,

Seakan mencoba menjadi sinar kecil di sudut hatimu,





Krishna Anggara


Pangkuan Manis,


Hujan telah meneteskan air embun yang bersembunyi di sudut gelapnya pagi,

Mengusik setiap jiwa terlelap dalam bias cahaya malam bercampur pekatnya awan,

Menahan malaikat tuk terbang mencari alasan akan indahnya harapan yang ingin ku dengar,

Namun terhenti oleh hujan hingga mereka kembali dalam pangkuan manis alam bawah sadarku,





Krishna Anggara










Cukup,


Tidurku tak seharusnya berbicara,

Hadirkan sosokmu,

Mengusikku secara diam-diam,

Menutup mata yang hanya bisa melihat,

Memendam rasa yang tak seharusnya kusampaikan,


Sudah cukup angan-angan ini mengantarku tuk terlelap dalam putihnya awan senja yang selalu menjagaku agar ku tak terjatuh ke dalam buaian mimpi nyata yang ku ciptakan hanya untuk ku lupakan,





Krishna Anggara


Mimpi Tentangmu,


Melihat senyummu damaikan hatiku,

Mendengar suaramu sejukan jiwaku,


Entah apa yang kini ku rasa,

Namun kau hadir di setiap hening mimpi malamku,


Aku tak mengenal rasa ini,

Mungkin rasa ini telah lama menghilang dari rapuhnya kisahku,


Dan saat ku mengenalmu,

Kau hadirkan kembali rasa itu,


Rasa yang dulu menghiasi taman hatiku,

Rasa yang membuatku melupakan semua mimpi tentangmu,





Krishna Anggara


Hanya Sesaat,


Katakan aku tak pernah mencari apa yang kau inginkan,

Menentukan asa yang selalu mengikuti kemana aku berlari,


Aku di sini menunggumu untuk terhenti sejenak,

Menemaniku dalam hilangnya waktu tanpamu,


Aku ingin menentukan kemana hatiku akan bersandar,

Meluapkan rasa yang kini tersimpan dalam hati,

Mengindahkan luka yang tak pernah berakhir,


Temani aku sesaat,

Hanya untuk sesaat,





Krishna Anggara





Mata Hatiku,


Bila malam ini kau sedih,

Jangan salahkan air hujan turun ke bumi,

Dan bila malam ini kau senang,

Bersinarlah seperti cahaya bintang,


Tapi bila malam ini kau ingat aku pandanglah bintang,

Karena diriku akan hadir pada mimpimu,


Selamat tidur kekasih hatiku,

Setelah lelah kau lewati hari ini,

Damaikanlah hatimu,

Damai dalam mimpimu,

Tidurlah mata hatiku,





Krishna Anggara




Penantian,


Biarlah semua rindu tersimpan dalam hatiku,

Perasaan yang kini semakin menjauh,

Hancurkan mimpiku dengan semua kisahku,


Cobalah mengerti diriku yang selalu merindu,

Menantimu dalam setiap waktu berlalu,

Ku ingin kau tau isi hatiku,


Lihatlah bulan bersinar menemaniku,

Berharap kau akan hadir membawa mimpiku,

Yang selalu menunggu dirimu untukku dan aku percaya,


Temani hariku yang menghilang tanpamu,

Menjadi luka indah hiasi asaku,

Dan kini aku mengerti dirimu bukanlah untukku,





Krishna Anggara


Taman Hatiku,


Perlahan kau ketuk pintu hatiku,

Entah mengapa jemariku seakan tertahan oleh kerasnya dinding keangkuhanmu,


Aku tau saat ini kau sedang berpikir,

Mencari jawaban akan pertanyaanku yang menusuk dinginnya sikapmu,


Berjuta kata dan warna mengubah emosi raut wajahmu,

Lalu terdengar suara tetesan mata airmu yang membasahi taman hatiku,





Krishna Anggara & Abdul Gani



Malam Menghilang,


Tanpa ku sadari,

Cahaya menyilaukan menahanku tuk memejamkan mata ini,

Menutup semua bayang,

Menyudutkan semua khayal,


Lihatlah,

Sang mentari menyambutku dengan hangatnya kesunyian pagi,

Hadirkan rasa yang telah lama terlelap,

Dalam dinginnya sentuhan angin malam,


Waktu bagaikan ruang kosong yang terkunci,

Menghilang dan hadir kembali,


Apakah aku bisa menunggu hadirnya sang mentari?

Bila malamku kini telah menghilang dari sepinya hariku,





Krishna Anggara



Mimpiku,


Kadang semua ini seperti mimpi,

Hanya bisa diam dan menerima keadaan,

Hanya bisa menahan tanpa sedikit pun terucap,


Mencoba untuk terjaga dari mimpi,

Agar aku bisa mengadu semua ini pada sang malam,

Yang selalu tertawa melihat mimpi burukku,


Namun jika benar ini adalah sebuah mimpi,

Maka sempurnakanlah mimpiku,

Dengan indahnya senyummu,





Krishna Anggara





Diberdayakan oleh Blogger.